Sensasi Gunung Harta Denpasar Jogja

(Bus Gunung Harta Denpasar-Jogja)
Perjalanan Denpasar-Jogja saat ini lebih sering diakses melalui jalur udara. Semakin terjangkaunya harga tiket pesawat dan efisiensi waktu membuat masyarakat umumnya lebih memilih pesawat udara daripada moda transportasi darat. Pesawat udara dari Bandara Ngurah Rai Denpasar tujuan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta hanya memakan waktu satu jam dengan harga tiket di kisaran Rp 450.000,00 sampai dengan Rp 500.000,00. Setelah liburan singkat saya di pulau Dewata pada 6 sampai 8 Mei 2017 saya memilih menggunakan bus untuk perjalanan saya kembali ke kota Jogja. Moda transportasi darat saya pilih karena saya ingin menikmati perjalanan dan bernostalgia pada perjalanan Study Tour saya dulu waktu SMA. 

Perusahaan Otobus (PO) Gunung Harta akhirnya menjadi pilihan saya untuk trip kali ini. Pada saat ini banyak Perusahaan Otobus yang sudah menerapkan online ticketing pada pemasaran tiketnya. Tiket bus dapat dipesan secara online melalui website PO Gunung Harta, disertai kemudahan untuk memilih tempat dan waktu keberangkatan serta nomor kursi yang diinginkan. Harga tiket yang dipatok Bus Gunung Harta untuk kelas Eksekutif jurusan Denpasar-Jogja sebesar Rp 245.000,00 per orang termasuk service makan satu kali. Harga tersebut sebenarnya hanya berselisih sekitar Rp 200.000,00 dari harga tiket pesawat. Namun, bus tetap saya pilih karena tujuan saya memang untuk menikmati perjalanan maka sekaligus mencoba service dari bus Gunung Harta.

(Dashboard GH Jetbus HDD2+ MB OH 1626L)
Pada jam 13.00 WITA , Senin 8 Mei 2017 saya tiba di terminal Ubung Jalan Cokroaminoto Denpasar. Setelah turun dari taksi yang saya tumpangi, segera saya cari bus Gunung Harta yang sudah saya pesan. Armada PO Gunung Harta akhirnya saya temui dengan livery hijau khas PO Gunung Harta dengan bodi Jetbus HDD2+ dengan chassis Mercedes Benz MB OH 1626 L. Armada ini masih tergolong baru dengan built in Air Suspension dan space frame. Interior bus terlihat mewah dilihat dari dashboard dengan mini LCD untuk GPS, kursi Aldila Seat dengan leg rest plus bantal selimut, 1 big TV+ 6 buah mini LCD, serta toilet dan smoking room. 

(Aldila Seat PO Gunung Harta)
Pukul 14.00 bis mulai bergerak meninggalkan terminal ubung. Selama perjalanan di dalam kota bus berjalan pelan dengan alunan musik dangdut untuk menghibur penumpang. Sopir bus cukup sering membunyikan suara klakson telolet selama di dalam kota. Sesekali bus berhenti di agen untuk menaikkan penumpang. Seat nomor 1 yang saya tempati terasa nyaman dengan mentulnya air suspension built in MB OH 1626 L. Kenyamanan saya semakin bertambah karena kursi nomor 2 di sebelah saya ternyata kosong. Mungkin akan lebih nyaman lagi bila PO Gunung Harta membuka kelas Super Eksekutif seat 2-1 dimana seat "jomblo" terdepan menjadi incaran bismania yang ingin mengabadikan setiap momen perjalanan. 

(Bus parkir di KMP Adinda)
(Kopi sejenak)
Menjelang maghrib bus mulai memasuki pelabuhan Gilimanuk di kabupaten Jembrana. Saya beruntung kondisi pelabuhan tidak terlalu padat sehingga tak perlu waktu lama, bus merapat ke dalam kapal feri yang akan menyeberang ke pulau Jawa. Kapal feri yang saya tumpangi adalah KMP Adinda, setelah bus parkir di dalam kapal saya sempatkan untuk keluar bus dan melihat-lihat kondisi di kapal. Saat suasana masih cukup terang saya nikmati pemandangan di sekitar selat Bali dengan lampu kelap kelip yang masih terlihat di pantai. Saat hari semakin gelap, guncangan ombak semakin terasa dan angin juga semakin kencang. Kondisi ini membuat saya masuk ke ruang penumpang untuk beristirahat. Dalam ruang penumpang tersedia seat yang cukup baik dan penjual kopi serta snack, lumayan untuk sekedar mengisi perut dan mengusir ngantuk.

(RM Gunung Harta Situbondo)
Saat hari sudah gelap kapal akhirnya merapat di pelabuhan Ketapang Kabupaten Banyuwangi. Penumpang kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 9 malam bus singgah di RM.Gunung Harta di Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Pelayanan Rumah Makan menjadi pelengkap pelayanan transportasi bus AKAP yang penting mengingat perjalanan jauh umumnya membutuhkan tempat istirahat yang representatif.  Service makan yang diberikan cukup baik dengan menu ayam atau telur dan fasilitas penunjang seperti toilet yang cukup bersih. Saat istirahat di sini saya bertemu dengan bus Gunung Harta jurusan lain seperti Denpasar-Semarang.

(GH Jetbus HDD 2+ MB OH 1626L)
Selepas dari RM Gunung Harta Kabupaten Situbondo bus melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, melalui jalur Probolinggo-Pasuruan-Gresik-Jombang-Ngawi-Sragen-Solo-Jogja. Saya tidak langsung tidur melainkan melihat pemandangan malam sambil menyaksikan "goyangan" sopir melibas lika liku jalanan malam.  Perjalanan malam benar-benar saya nikmati, sampai akhirnya saya tertidur juga. Saat terbangun bus sudah memasuki kota Solo dengan keramaiannya, suara tolelot pun kembali terdengar dibunyikan sopir untuk membuka jalan. Pukul 07.00 akhirnya saya sampai di Kota Yogyakarta dan berhenti di depan agen bus Efisiensi bandara Adi Sucipto untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Kebumen......


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efisiensi Raja Jalur Selatan Jateng-DIY

Menikmati Toraja dengan Bacpacker