Sejenak Malam Akhir Pekan di Mamuju


Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat sudah menjadi tempat bekerja saya selama hampir tiga tahun terakhir. Sejak kedatangan pertama saya di kota ini 11 Januari 2015, Mamuju sudah mengalami beberapa perubahan. Mamuju belumlah segemerlap ibukota Provinsi lain di Sulawesi seperti Makassar, Palu, maupun Kendari. Malam akhir pekan coba saya telusuri kota ini untuk sekedar melihat keramaian di kota yang tengah membangun untuk mengejar ketertinggalannya dari kota lain.

Pertengahan 2017 ini jalan Arteri Mamuju atau Mamuju Arterial Road, mulai difungsikan. Jalan dua jalur yang bermula dari kawasan Pantai Manakarra hingga bundaran depan kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk berolahraga di akhir pekan dari berlari, bersepeda hingga jalan santai. Pada malam hari terdapat titik di mana masyarakat biasa berkumpul, yaitu di air mancur tepat di depan Lanal TNI AL Mamuju. Air mancur dengan kolam berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 10 meter dilengkapi dengan lampu warna-warni yang memberikan efek visual sehingga terkesan mengeluarkan air yang berwarna-warni. Air mancur yang baru difungsikan pada bulan oktober 2017 ini menjadi tempat "nongkrong" baru bagi masyarakat Mamuju. Berbagai pedagang kaki lima turut menambah keramaian di lokasi ini terutama saat pertunjukan air mancur dimulai sekitar pukul 7.00 malam.

Menikmati Durian di Pantai Manakarra
Anjungan Pantai Manakarra diresmikan pada 2 September 2015 oleh bupati Kabupaten Mamuju saat itu H Suardi Duka. Kawasan Pantai Manakarra merupakan pusat keramaian di Mamuju terutama tiap malam akhir pekan. Di sini biasanya terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai makanan, pakaian, hingga mereka yang menawarkan beberapa wana permainan bagi anak-anak. Saat musim buah durian, tempat ini juga menjadi lokasi bagi mereka yang ingin menikmati si Raja Buah ini. Selain itu event seperti pameran seringkali diadakan di tempat ini. Di sekitar Pantai Manakarra terdapat hotel Maleo yang sampai saat ini masih menjadi hotel dengan pelayanan yang menurut saya paling representatif di Mamuju. Terdapat berbagai fasilitas pelayanan di sini, seperti kolam renang, karaoke, spa, hingga restoran yang cukup representatif.

Pasar malam atau night festival, juga merupakan salah satu keramaian di sini. Lokasi Pasar Malam di sini tidak permanen melainkan berpindah-pindah dan waktu yang terbatas. Apa yang ditawarkan di Pasar malam ini kurang lebih sama seperti di tempat lain, seperti wahana permainan bagi anak, pedagang makanan, pakaian, hingga kebutuhan rumah tangga. Memang untuk dipromosikan sebagai potensi wisata belumlah cukup memadai, tetapi cukup untuk menggairahkan sendi perekonomian masyarakat terutama ekonomi mikro karena membantu para pedagang kecil yang tidak memiliki lapak sendiri maupun pedagang musiman. Pada kesempatan kali ini saya mengunjungi sebuah pasar malam di lapangan Masjid As Syuhadda Mamuju.

Halaman depan Kompleks Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat seperti juga tak mau kalah untuk mempercantik diri dengan pemasangan beberapa lampu warna-warni. Lampu ini dipasang di beberapa tempat seperti batang pohon, pagar, dan tembok depan. Masjid komplek Kantor Gubernur juga menunjukkan pesona yang tak kalah menarik saat malam hari. Masjid bergaya Turki dengan dua buah menara kembar ini tampak megah dengan paduan lampu yang serasi dengan warna dinding. Seiring berjalannya waktu kota Mamuju akan semakin ramai, dengan hampir selesainya pembangunan Mall di kawasan pantai Manakarra, juga akan dibangunnya kantor-kantor baru seperti Kejati Sulbar, Kompleks Brimob, Sampai RSUD Regional. Kedepannya tugas Pemerintah dan peran masyarakat agar pembangunan di Mamuju berjalan baik dengan meminimalisir resiko perkotaan seperti tata kota, kemacetan, hingga masalah lingkungan dan bencana alam.

Kompleks Kantor Gubernur Sulbar

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sulbar

Masjid Kompleks Kantor Gubernur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sensasi Gunung Harta Denpasar Jogja

Efisiensi Raja Jalur Selatan Jateng-DIY